Penyakit Cacingan dan Cara Mengobati Cacingan Pada Anak : Panduanibu

Penyakit Cacingan dan Cara Mengobati Cacingan Pada Anak
Penyakit Cacingan dan Cara Mengobati Cacingan Pada Anak
Penyakit Cacingan dan Cara Mengobati Cacingan Pada Anak
Share ke Facebook Share ke Twitter
Panduanibu.com – Penyakit cacingan pada anak bisa mengakibatkan anak kekurangan gizi sehingga dampaknya bisa menjadi lebih buruk. Saat ini, jumlah anak yang menderita cacingan tergolong tinggi di Indonesia. Cacingan tergolong penyakit ringan. Akan tetapi penyakit cacingan yang terlalu lama berdampak kurang bagus terhadap kesehatan, tingkat kecerdasan, serta perkembangan mental. Apalagi jika terjadi pada saat anak dalam masa pertumbuhan. Sebagai akibatnya bisa sampai kekurangan gizi atau bahkan menyebabkan kecerdasannya di bawah rata-rata.

Penyebab cacingan di antaranya iklim tropis dan kelembaban udara yang ternyata sangat sesuai untuk tumbuh kembang larva dan telur cacing. Selain itu, disebabkan pula oleh faktor sosial ekonomi yang kurang bagus, kebersihan yang tidak terjaga dan penduduk kumuh yang padat. Sebagian besar anak usia 1-10 tahun terkena infeksi cacing. Pada umumnya infeksi di sini belum sampai menimbulkan gejala cacingan. Tapi, cacing-cacing sebagai parasit, sudah masuk ke dalam tubuh anak. Sesuai namanya, cacingan disebabkan oleh cacing.

Ada beberapa jenis cacing yang seringkali menjadi penyebab penyakit ini, yaitu cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang dan cacing kremi.

Cacing gelang hidup di daerah usus halus, tempat sebagian besar makanan yang masuk diserap. Infeksi cacing gelang bermula dari telur cacing yang terbawa oleh makanan yang masuk ke dalam mulut seorang anak. Telur-telur cacing ini kemudian menetas, menembus dinding usus dan masuk ke dalam aliran darah menuju paru-paru. Kemudian keluar dari tenggorokan sampai ke ludah. Ludah yang mengandung larva cacing ini akan tertelan kembali dan masuk ke dalam usus halus. Dengan demikian, di tempat inilah cacing gelang akan tumbuh dewasa.

Cacing-cacing gelang yang hidup di dalam saluran pencernaan ini seringkali menimbulkan kembung, mual dan muntah-muntah pada anak. Anak pun seringkali kehilangan nafsu makan dan umumnya dibarengi dengan diare karena ketidakberesan pada saluran pencernaan. Selain itu, cacing-cacing gelang yang sudah dewasa akan mengambil makanan yang masuk. Tak heran apabila bisa mengakibatkan penderita kekurangan gizi. Pada kasus yang berat, cacing-cacing gelang yang jumlahnya banyak ini akan menggumpal dan berbentuk seperti bola. Apabila sudah seperti ini, bukan tidak mungkin akan rerjadi sumbatan di saluran pencernaan anak.

Cacing cambuk hidup di dalam membran usus besar sehingga tidak mengganggu pencernaan makanan. Meski demikian, dapat menimbulkan peradangan di sekitar tempat hidup si cacing. Pada keadaan infeksi cacing tambuk yang ringan, gejala tidak akan terlalu tampak. Namun pada keadaan yang parah, cacing cambuk ini mengakibatkan diare yang parah. Apabila keadaan ini dibiarkan bisa membuat perdarahan usus dan anemia. Peradangan pada kasus ini bisa menimbulkan gangguan perut yang hebat. Itu sebabnya pada anak yang menderita cacingan jenis ini juga bisa menimbulkan mual, muntah dan perut kembung.

 

Cacing tambang menetas di luar tubuh manusia. Larva cacing masuk ke dalam tubuh melalui kulit. Cacing tambang yang hidup menempel di usus halus mengisap darah penderitanya. Memang darahlah yang menjadi santapan para cacing tersebut. Tak heran jika gejala yang muncul berupa lesu, pucat dan bisa mengakibatkan anemia berat. Sebagai pencegahan, pemberian obat cacing dilakukan minimal setahun sekali. Apabila keadaan lingkungan kurang bersih, tempat di mana bibit cacing-cacing dimungkinkan tumbuh subur, seyogyanya dilakukan setahun 2-4 kali. Pemberian obat cacing merupakan salah satu cara pencegahan cacingan pada anak. Obat cacing ini dijual bebas, sehingga bisa tanpa resep dokter, kecuali pada kasus yang diperlukan diagnosa lebih lanjut. Anak-anak di atas usia 12 bulan sudah bisa mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Adapun yang di bawah usia tersebut seyogyanya dikonsultasikan dengan dokter.

Untunglah, umumnya cacingan sendiri lebih banyak diderita oleh anak-anak di atas usia 12 bulan. Mungkin karena pada usia demikian, seorang anak sudah mulai bermain. Obat-obatan tersebut seringkali berhasil mengeluarkan cacing-cacing dari dalam tubuh. Pada umumnya keluar saat buang air besar. Akan tetapi, obat-obatan tersebut hanya diberikan apabila cacingan muncul dalam gejala ringan. Apabila sudah berat, segera bawa ke dokter supaya segera bisa ditangani dengan baik.

Gejala yang berat akan berakibat fatal. Apabila seorang anak sudah lesu berlebihan, tidak ada nafsu makan, muntah dan sebagainya, tentu akan mengakibatkan daya tahan tubuhnya semakin menurun. Akibatnya, ia akan mudah terserang infeksi.

Dengan demikian, bagaimana cara ibu supaya anak terhindar dari penyakit cacingan? Pemberantasan dan pencegahan cacingan seyogyanya dilakukan dengan perilaku hidup sehat pada anak dan seluruh keluarga. Biasakan untuk selalu hidup bersih, seperti cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar dengan sabun. Kemudian potonglah kuku secara berkala supaya tetap pendek dan bersih. Jangan lupa pula memilih dan mengolah makanan dengan bersih. Sebagai contoh, mencuci sayuran lewat air kran yang mengalir. Kemudian, tidak membiarkan makanan dihinggapi lalat karena seringkali lalat mampu membawa telur-telur cacing.

Dengan demikian, bila ia hinggap pada makanan kita, maka telur tersebut akan berpindah. Begitu juga dengan kebiasaan jajan yang kurang bagus. Biasakan anak untuk tidak jajan sembarangan. Kuncinya adalah dengan hidup sehat, sakit pun takut mendekat.

Sedangkan cacing kremi adalah istilah para orang tua apabila seorang anak menderita cacingan akibat jenis cacing kremi. Orang tua memang sering mengaitkan penyakit ini dengan kebiasaan anak mengemil kelapa parut atau ikan. Tentu saja itu tidak benar. Kesamaannya dengan kelapa parut adalah karena bentuk cacing ini kecil-kecil dan berwarna putih.
Telur cacing kremi masuk ke dalam tubuh anak melalui mulut untuk kemudian bersarang di usus besar. Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus. Dengan demikian, apabila dalam jumlah banyak, cacing ini bisa menimbulkan gatal-gatal dan seringkali muncul malam hari. Tak heran jika anak tampak rewel akibat gatal-gatal yang tak bisa ditahannya.Seyogyanya olesi daerah anus dan sekitarnya dengan baby oil. Selain itu, pisahkan semua peralatan guna menghindari penularan.

Pencegahan dan obat cacingan secara tradisional adalah sebagai berikut: 10 gr kulit delima kering dan 1/2 buah pinang segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Minumkan air rebusan itu pada si anak selagi hangat sebelum sarapan. 2 jar’s akar pepaya, 1 siung bawang putih dan madu secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Minumkan airnya pada si anak selagi hangat.

Dengan memperhatikan gejala anak cacingan, penderita dapat segera sembuh dalam waktu 7 hari. Anak ibu pun akan kembali normal dan atraktif seperti sedia kala.

Sumber :